Sejarah Gatot Kaca
BENTUK
WAYANG
Gatot kaca
bermata telengan (membelalak), hidung dempak, berkumis dan beryanggut.
Berjamang tiga susun, bersunting waderan, sanggul kadal-menek, bergaruda
membelakang, berpraba, berkalung ulur-ulur, bergelang, berpontoh dan
berkeroncong. Berkain kerajaan lengkap.
Gatotkaca
berwanda
1
Guntur,
2
Kilat
3
Tatit.
4
Tatit sepuh,
5
Mega dan
6
Mendung.
SEJARAH GATOT KACA
Raden
Gatotkaca adalah
putera Raden Wrekudara,
Pandawa yang kedua. Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu
terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi".
Ibunya
seorang putri raksasa bernama Dewi Arimbi . Arimbi bukan sekadar
penghuni hutan biasa, melainkan putri Prabu Tremboko dari Kerajaan Pringgadani,
negeri bangsa rakshasa.
A. Kisah
kelahiran Gatot kaca
Kisah
kelahiran Gatot kaca dikisahkan secara tersendiri
dalam pewayangan Jawa. Namanya sewaktu masih bayi adalah Jabang
Tetuka. Sampai usia satu tahun tali pusarnya belum bisa dipotong walau
menggunakan senjata apa pun.
Arjuna (adik Bimasena)
pergi bertapa untuk mendapatkan petunjuk dewa demi menolong nasib
keponakannya itu. Namun pada saat yang sama Karna,
panglima Kerajaan Hastina juga sedang bertapa mencari senjata pusaka.
Karena
wajah keduanya mirip, Batara Narada selaku
utusan kahyangan memberikan senjata Kontawijaya kepada Karna, bukan kepada
Arjuna. Setelah menyadari kesalahannya, Narada pun menemui Arjuna yang
sebenarnya. Arjuna lalu mengejar Karna untuk merebut senjata Konta.
Pertarungan
pun terjadi. Karna berhasil meloloskan diri membawa senjata Konta, sedangkan
Arjuna hanya berhasil merebut sarung pembungkus pusaka tersebut. Namun sarung
pusaka Konta terbuat dari Kayu Mastaba yang ternyata bisa digunakan untuk
memotong tali pusar Tetuka.
Akan
tetapi keajaiban terjadi. Kayu Mastaba musnah dan bersatu dalam perut
Tetuka. Kresna yang ikut serta menyaksikannya berpendapat bahwa
pengaruh kayu Mastaba akan menambah kekuatan bayi Tetuka.
Namun ia juga meramalkan bahwa kelakTetuka
akan tewas di tangan pemilik senjata Konta.
Dengan
kehendak dewa-dewa, bayi Gatotkaca itu dimasak seperti bubur dan diisi dengan
segala kesaktian; karena itu Raden Gatotkaca berurat kawat, bertulang besi,
berdarah gala-gala, dapat terbang di awan dan duduk di atas awan yang
melintang. Kecepatan Gatotkaca pada waktu
terbang di awan bagai kilat dan liar bagai halilintar.
Tetuka
kemudian dipinjam Narada untuk dibawa ke kahyangan yang saat itu
sedang diserang musuh bernama Patih Sekipu dari Kerajaan Trabelasuket. Ia diutus rajanya yang bernama Kalapracona untuk
melamar bidadari bernama Batari Supraba. Bayi Tetuka dihadapkan sebagai
lawan Sekipu. Anehnya, semakin dihajar bukannya mati, Tetuka justru semakin
kuat.
Karena
malu, Sekipu mengembalikan Tetuka kepada Narada untuk dibesarkan saat itu juga.
Narada kemudian menceburkan tubuh Tetuka ke dalam kawah Candradimuka,
diGunung Jamurdipa. Para dewa kemudian melemparkan
berbagai jenis senjata pusaka ke dalam kawah. Beberapa saat kemudian, Tetuka
muncul ke permukaan sebagai seorang laki-laki dewasa. Segala jenis pusaka para
dewa telah melebur dan bersatu ke dalam dirinya.
Tetuka
kemudian bertarung melawan Sekipu dan berhasil membunuhnya menggunakan gigitan
taringnya. Kresna dan para Pandawa saat itu datang menyusul
ke kahyangan.Kresna kemudian memotong taring Tetuka
dan menyuruhnya berhenti menggunakan sifat-sifat kaum raksasa.
Batara
Guru raja kahyangan menghadiahkan seperangkat pakaian pusaka, yaitu Caping Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan Terompah Padakacarma untuk
dipakai Tetuka, yang sejak saat itu diganti namanya menjadi Gatotkaca. Dengan
mengenakan pakaian pusaka tersebut, Gatotkaca mampu terbang secepat kilat
menuju Kerajaan Trabelasuket dan membunuh Kalapracona.
B. Kisah
Perkawinan Gatot kaca
Tersebut
dalam cerita, Raden Gatot kaca seorang kesatria yang tak pernah bersolek,
hanya berpakaian bersahaja, jauh dari wanita. Tetapi setelah Gatotkaca
melihat puteri Raden Arjuna, Dewi Pregiwa,
waktu diiring oleh Raden Angkawijaya, Raden Gatotkaca jatuh hati lantaran melihat
puteri itu berhias serba bersahaja. Berubah tingkah Raden Gatotkaca ini
diketahui oleh ibunya (Dewi Arimbi) dengan sukacita dan menuruti segala
permintaan Raden Gatotkaca. Kemudian Gatotkaca menikah dengan sepupunya,
yaitu Pregiwaputri Arjuna.
Ia berhasil
menikahi Pregiwa setelah melalui perjuangan berat, yaitu menyingkirkan
saingannya, bernama Laksmana
Mandrakumara putra Duryudana dari keluarga Korawa.
Dari
perkawinan Gatotkaca dengan Pregiwa lahir seorang putra bernama Sasikirana.
Ia menjadi panglima perang Kerajaan Hastina pada masa
pemerintahan Parikesit, putra Abimanyu atau cucu Arjuna.
Gatotkaca
memiliki dua orang istri lagi selain Pregiwa, yaitu Suryawati dan Sumpaniwati.
Dari keduanya masing-masing lahir Suryakaca dan Jayasumpena.
C. Menjadi
Raja Pringgandani
Tremboko tewas
di tangan Pandu ayah
para Pandawa akibat adu domba yang dilancarkan Sangkuni. Ia
kemudian digantikan oleh anak sulungnya yang bernama Arimba.
Arimba
sendiri akhirnya tewas di tangan Bimasena pada
saat para Pandawa membangun Kerajaan Amarta. Takhta Pringgadani
kemudian dipegang oleh Arimbi yang telah diperistri Bima. Rencananya
takhta kelak akan diserahkan kepada putra mereka setelah dewasa.
Arimbi
memiliki lima orang adik bernama Brajadenta,
Brajamusti, Brajalamadan, Brajawikalpa, danKalabendana. Brajadenta
diangkat sebagai patih dan diberi tempat tinggal di Kasatrian
Glagahtinunu. Sangkuni dari Kerajaan Hastina datang
menghasut Brajadenta bahwa takhta Pringgadani seharusnya menjadi miliknya bukan
milik Gatotkaca.
Akibat
hasutan tersebut, Brajadenta pun memberontak hendak merebut takhta dari tangan
Gatotkaca yang baru saja dilantik sebagai raja. Brajamusti yang memihak
Gatotkaca bertarung menghadapi kakaknya itu. Kedua raksasa kembar tersebut pun
tewas bersama. Roh keduanya kemudian menyusup masing-masing ke dalam telapak
tangan Gatotkaca kiri dan kanan, sehingga manambah kesaktian keponakan mereka
tersebut.
Setelah
peristiwa itu Gatotkaca mengangkat Brajalamadan sebagai patih baru,
bergelar Patih
Prabakiswa.
Kesaktiannya
dalam perang, dapat mencabut leher. musuhnya dengan digunakan pada saat yang
penting. Gatotkaca diangkat jadi raja di Pringgadani dan ia disebut kesatria di
Pringgadani, karena pemerintahan negara dikuasai oleh keturunan dari pihak
perempuan.
Dalam
perang Baratayudha Gatotkaca tewas oleh senjata Kunta yang ditujukan kepada
Gatotkaca. Ketika Gatotkaca bersembunyi dalam awan. Gatotkaca jatuh dari
angkasa dan mengenai kereta kendaraan Karna hingga hancur lebur.
Dalam
riwayat, Gatotkaca mati masih sangat muda, hingga sangat disesali oleh sekalian
keluarganya.
Komentar
Posting Komentar